Jumat, 25 November 2011

Ekspedisi Wisata Pulau Berhala ( Part I )

Panorama Pantai
Pantai Berbatu


Pasir Putih














Pulau berhala adalah sebuah pulau yang terletak di propinsi Jambi, berbatasan dengan propinsi Riau.
Pulau yang termasuk kedalam area kecamatan Sadu, kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi ini sempat menjadi perebutan antara propinsi Jambi dan propinsi Riau. Tidak mengherankan memang, karna letaknya yang sangat dekat dengan kedua propinsi dan juga keindahan pulau kecil yang sangat mempesona tersebut. Bersama Ayah, Adik, Sepupu dan seorang rekan kantor, penulis memutuskan untuk melakukan perjalan kepulau tersebut. Dan penulis berharap, hasil perjalan yang penulis buat, dapat menjadi referensi bagi pembaca yang ingin mengunjungi keindahan pulau ini. Terutama bagi rekan rekan yang suka berpetualang. Semoga :)  


Sholat jumat baru saja selesai ketika penulis memulai perjalan ke PULAU BERHALA. Terik mentari mengiringi perjalanan kami. Penulis mencoba melewati rute yang berbeda dari rute yang biasa di promosikan oleh koran koran lokal. Rute yang biasa di lalui adalah dari pelambuhan kota Jambi menuju nipah panjang menggunakan speed boat, kemudian naik speed boat lagi menuju sungai itik. Dari sungai itik baru menyebrang ke pulau berhala menggunakan pompong (Sejenis perahu besar bermesin) kurang lebih 2 Jam. Namun dengan rute berikut, biaya yang di keluarkan pun menjadi dua kali lipat.

Dengan menggunakan sepeda motor, penulis mengambil jalur melalui jembatan aurduri dua menuju muara sabak. Tiba di pelabuhan sabak kita menyebrang ke lambur menuju nipah panjang dengan biaya Rp. 15.000 shingga Rp. 20.000 Per motor. Waktu perjalanan dari jambi melalui muara sabak kenipah panjang kurang lebih 4 jam. Jalan yang di lalui pun cukup bagus, tidak ada hambatan yang cukup berarti, sehingga penulis dapat menikmati perjalanan dengan menyenangkan.
Jika berangkat pagi hari, kita bisa langsung menyebrang ke pulau berhala, dengan terlebih dahulu menghubungi pemilik pompong agar bersiap sebelum kita tiba. Namun bagi yang belum memiliki kenalan pemilik pompong sewaan, kita harus mencarinya terlebih dahulu.

Karna penulis berangkat siang hari dari Jambi, maka penulis dan team bermalam terlebih dahulu di desa rantau rasau, desa kelahiran penulis. Jarak antara desa rantau rasau ke nipah panjang hanya lebih kurang 30 menit. Pukul delapan pagi penulis dan team berangkat menuju nipah panjang. Sesampainya disana, kami masih harus mencari pompong sewaan menuju pulau berhala. Awalnya kami cukup terkejut mendengar harga sewa pompong yang di sampaikan oleh orang orang di pasar nipah panjang, yaitu antara 2,5 juta hingga 3,5 juta untuk Speed Boat, dan 1,5 Juta hinggak 2 juta untuk sewa pompong dengan menginap satu malam di pulau berhala..

Pukul 10 siang kami baru mendapatkan pompong dengan harga yang cocok, sebenarnya harga sewa pompong hanya 1,2 juta untuk menginap satu malam di pulau berhala. Jika beruntung, kita bisa mendapatkan harga hanya 1 juta rupiah.  Kami mulai menyebrang dari nipah panjang pukul dua siang, karna menunggu pemilik pompong bersiap terlebih dahulu. Sepanjang tepian sungai kita akan di manjakan oleh pemandangan pohon pohon hijau. Sekelompok kelelawar yang memenuhi sebuah pohon.

Perjalanan menyebrang dari nipah panjang kepulau berhala lebih kurang 3 jam. Setelah hampir dua jam kami menyusuri sungai dan laut yang masih berwarna keruh, kami mulai memasuki laut biru. Benar benar menakjubkan. Cuaca cerah menambah indah pemandangan laut. Biru.... dan hanya warna biru yang terlihat. Sepanjang mata memandang, hanya laut yang berbatas kaki langit, berhiaskan awan awan putih bersih.
Dermaga
di kejauhan mulai terlihat jajaran pulau kecil, mendampingi sebuah pulau hijau yang lebih besar, di kelilingi batu batu besar, Pasir putih berkilau begitu indah. Ya itulah pulau berhala, rasa penat sepanjang perjalanan tadi menguap, berganti uporia kebahagian atas pemandangan yang begitu luar biasa. Puji sykurpun langsung terucap dari bibir kami atas karunia keindahan ciptaan Tuhan.

Pompong kami merapat di satu satunya dermaga yang ada di pulau tersebut. Sebenarnya ada dua dermaga disana.  Satu dermaga di buat oleh pemerintah Jambi, dan satu dermaga lagi di buat oleh pemerintahan Riau. Namun kini hanya tinggal dermaga yang di buat oleh pemerintah riau yang masih bisa di pakai. Kami segera turun, menyusuri dermaga sambil menikmati pemadangan indah sepanjang pantai dan dasar laut. Ikan ikan berwarna warni berenang renang di air laut yang jernih, bening bak kaca.Pualu yang masih belum tersentuh oleh moderenisasi. Tidak penjual penjual souvenir disini. Hanya ikan ikan laut yang isa kita belu di pagi hari. Bila kesiangan, para nelayan telah berangkat ke nipah panjang untuk menjual hasil tangkapan mereka.

Pantai Berhala
Kami segara mencari perkampungan penduduk. Kebetulan kami bertemu dengan satu keluarga yang rumahnya didekat dermaga. Beliau adalah Bapak Zunaidi, kepala dusun pulau berhala. Kami pun memohon izin untuk menikmati keindahan dan menginap di pulau ini semalam. Bapak Edi, begitu panggilannya, Keluarga tersebut sangat ramah, dan mempersilahkan kami untuk beristirahat di pendopo yang berada dekat dengan pantai. Sehingga dari pendopo tersebut, kami bisa menikmati pemandangan laut lepas dan pasir putih dengan jelas.

Di pulau tersebut belum ada listrik dan penginapan, namun jangan khawatir, kepala dusun akan menerima setiap tamu yang datang dengan sangat ramah dan memberikan kita satu kunci rumah untuk kita menginap. Ya, dibelakang pendopo terdapat beberapa rumah sederhana yang telah kosong karna di tinggal penghuninya. Dan kita bisa menginap disana. hanya saja, untuk makan kita harus memasaknya sendiri, so.... jangan lupa membawa perbekalan sembako. Karna di sana sulit untuk pendapatkan sayur mayur dan sembako. Kalaupun ada sembako hargany mahal sekali. Dan satu lagi, jika kita kesana, bawalah beberapa liter solar untuk menghidupkan deasel milik kepala dusun, yang bisa kita pergunakan untuk listrik di malah hari. Untuk satu malam, membutuhkan 10 liter solar. Kepala desa tidak menyediakan solar loh.... kita harus membelinya sendiri, karna di pulau tersebut sulit mendapatkan minyak. Pada malam hari, jika sedang beruntung, kita bisa menangkap kepiting kepiting laut yang naik kepantai. Karna itu tidak terjadi setiap malam.
Meriam

Menurut kepala dusun, Bapak Edi, awalnya penduduk pulau tersebut berjumlah lebih kurang 115 KK, sekitar  60 dari penduduk asal riau, dan sisanya penduduk asal Jambi. Namun sekarang penduduk asal jambi hanya tinggal 4 KK, selebihnya telah kembali kedesa di sekitar sungai itik. Sehingga jumlah seluruh penduduk pulau berhala tinggal sekitar 64 KK.

Tangga Menuju Bukit Meriam
Di belakang rumah kami menginap, terdapat tangga menuju bukit, tempat makam DATUK BERHALO PUTIH. Salah satu raja zaman dahulu di pulau Jambi. Dari makam tersebut, kita juga bisa melihat laut lepas, pulau lampu dan pulau katak yang tak jauh dari dermaga. Dan beberapa puluh meter dari tempat kami menginap, terdapat peninggalan sejarah berupa meriam besar zaman belanda yang terletak di atas bukit. Meriam itu adalah meriam peninggalan pasukan datuk berhalo putih dalam mempertahankan pulau dari pasukan belanda yang menyerang. Untuk menuju meriam tersebut, jalan yang di lalui cukup sulit. Kita harus menyusuri jalan setapak, menaiki anak tangga yang sangat panjang dan kemudian melalui jalan setapak kembali. Tak jauh dari meriam tersebut, kita akan menemukan sisa sisa bangunan benteng pulau berhala. Namun sayang kedua peninggalan tersebut tidak terawat dengan baik. Saran penulis, bagi yang berpisik lemah, sebaiknya jangan mendaki bukit itu. Karna itu benar benar menguras tenaga, penulis saja sampai bermandi keringat mendakinya :) . Dari atas bukit itu, kita bisa melihat seluruh pulau, pantai pantai putih dan batu batu besar yang mengelilingi pulau yang terlihat begitu menawan. Rasa lelah setelah mendaki bukit pun serasa menghilang.

Setelah turun dari bukit tersebut, penulis bersama Ayah dan Adik yang kecil mengelilingi desa yang ada di sepanjang pantai. Menikmati pemndangan pantai putih, batu batu besar dan laut biru. Menurut kepala dusun dan penduduk setempat, ada satu pulau yang memiliki pantai paling indah di gugusan pulau berhala tersebut, yaitu pulau telur. jarak dari pulau berhala ke pulau telur hanya lebih kutang 30 menit. Hanya saja waktu yang terbatas, membuat penulis dan team tidak dapat mengunjungi pulau pulau yang ada di sekeliling pulau berhala. InsaAllah penulis bisa datang kembali untuk mengunjungi pulau pulau tersebut di "Ekspedisi Wisata Pulau Berhala Part II". Mohon doa dari pembaca ya.... :)   sampai jumpa......



"Salam Pencinta Alam"


Selasa, 22 November 2011

Akhi...

Akhi..
Bukan krn hartamu Kami menginginkanmu...
Karna Kami kebih menginginkan kita berharta krn berusaha bersama.
Memulainya dr awal.. Meraih segalanya..

Akhi..
Bukan karna ketampanan wajahmu Kami merindukanmu...
Karna kami menyadari mungkin wajahku tak lah menarik..
Namun hatimu yg tampanlah yg membuat kami merindukanmu..

Akhi..
Bukan karna kesuksesanmu kami jatuh cinta..
Kami lebih menyukai kamu sukses dan aku ikut membantumu menjadi sukses..
Kami ada di saat kau terpuruk dan membantumu untuk bangkit bersama...

Akhi...
kami jatuh cinta padamu bukan karna apa yg ada didirimu..
namun karna apa adanya dirimu..
Ketulusan danKesungguhan cintamu yg membuatku mencintaimu..
Keimananmu yg menundukkan hatiku..
Kelembutanmu yg meneduhkan jiwaku...

Pahamilah Akhi...
Bukan dunia semata yang kami inginkan darimu..
Namun indahnya cahaya keimanan....
Dan ridhonyalah kami Menginginkanmu...

Senin, 14 November 2011

~ Cinta Di Penghujung Senja ~

Cinta...
Terukirkan pada senja yang temaram..
Kata kata yang tak mampu terungkap..
Menguap di atas kemilau riak sungai...
Terbenam di penghujung senja....
Berkecipak dalam rintihan hujan...

Merona... semburat merah senja....
Gemerisik dedaunan kering, luruh kebumi..
Terhempas angin musim dingin...
Tak sempat harumkan mekar bunga...

Cinta...
Tenggelam di penghujung senja...
Terkirim bersama angin, menyambut bidadari....
menembus langit ketujuh... berharap mencapai Arsy.

Kamis, 27 Oktober 2011

Cinta Sejati

Ku lihat kembali namamu yang tertera di hp ku.
Aku masih bingung,...
Haruskah aku menelphonmu...?
Aku ingin bertanya, namun aku takut  kecewa...

Ah... Ternyata aku masih belum bisa mencintaimu dengat tulus.
Masih ada hasrat di hatiku untuk memilikimu...
"Ini bukan cinta, ini hanyalah sebuah hasrat" batinku.

Ku hempaskan HP di atas tempat tidur.
Lebih baik aku tak usah menelphonnya.
Aku harus belajar mengerti,...
Mengerti tentang arti cinta...
Mengerti tentang makna cinta yang sesungguhnya.
Tentang cinta sejati.

Mungkinkah cinta sejati itu adalah sebuah keikhlasan?,.
Keihlasan pada sang Khalik akan seseorang.
Keikhlasan untuk membuat seseorang yang terkasih bahagia.
Tanpa mengaharapkan apapun.
Tanpa mengnginkan dirinya hadir di sini...
Di hari hari, di setiap waktu.
Rasa yang disandarkan hanya padaNya, pemilik segenap cinta...

Di atas sejadah usang kucoba belajar..
Belajar keikhlasan... belajar mengerti, memahami..

Belajar memaknai sebuah arti cinta sejati.

*Sudut Kecil Kota Jambi*



Kamis, 20 Oktober 2011

* Senyum *

aku masih terpaku menatap sisa sisa hujan sore tadi.
Angin dingin menerpa disela sela helai rambutku yang terurai.
Bintang gemintang masih mengintip di balik awan kelap.
Aku teringat senyum itu. Senyum manis namun menyebalkan bagiku.
Senyum yg membuatku marah. Membuat hatiku berontak.
Ah... mengapa senyum itu harus hadir...

Aku marah, karna senyum itu hampir meluluhkan hatiku.
Aku marah karna senyum itu membuatku diam membeku.
Aku marah karna senyum itu hampir merobohkan benteng hatiku.
Mengoyak tirai setiaku,.. ya setiaku pada jasad yang telah membeku.


Membeku... tidak...tidak...
Dia tidak akan pernah membeku.
Dia hanya pergi sementara... ya hanya sementara..
Pergi ke dunia lain lebih dulu untuk menungguku di sana.
Di sebuah taman, di bawah pohon rindang... di tepi telaga kautsar.

Rintik hujan menyentakku dari lamunan..
Angin semakin dingin bertiup..
Dengan nafas berat ku berdiri, melangkah menuju kamarku.
Berlindung dalam pelukan hangat selimut tebalku.
Tidur... ya tidur lebih baik. Berharap senyum itu... menghilang.
Menghilang.... ??? mengapa berat aku mengucapkan kata menghilang...
Ah... aku tidak tau... benar benar tidak tau.....
Bidadari... bawalah daku tidur dalam mimpi indah bersamamu....
zzzzzzzzzzzzz

Sabtu, 02 April 2011

Senja Di Batang Hari


Kupandangi sungai yang membentang dihadapanku,... rumah rumah penduduk yang berjajar disebang sungai..
Perahu motor hilir mudik mengantarkan penumpang menyebrang. Penjual jagung bakar dan makanan yang berjajar sepanjang tepian ancol batang hari... Senja kian temaram... Aku suka berdiri disini.. ketika matahari akan kembali keperaduannya... Siluet orange yang berkilau terpantul di atas riak riak air sungai ... lampu lampu rumah penduduk menghadirkan warna senja... Di bawah kerindangan pohon beringin tua tempatku berdiri... tempat kita sering menghabiskan waktu.. saat kau di sini, dikota ini... "Sudah tiga tahun waktu berlalu.... aku masih menunggumu dalam kesetian Mz... disudut kota kecil ini." bisikku lirih.

kulangkahkan kaki menuju tangga yang membelah tanah tinggi tepian sungai... kurasakan hembusan angin yang menerpa wajahku lembut. kupenjamkan mataku merasakan kehadiranmu disini.. kenangan tiga tahun lalu... saat kau masih disini.
Sepi... hanya hempasan nafas yang terdengar mengusik kesunyian.. dan juga hembusan angin yang mengibarkan ujung gaunku..
Kau membelai kepalaku dengan lembut.. kau gengam jemariku dengan erat..kurasakan begitu berat hatiku untuk melepasmu.. melepas kepergianmu kembali kekotamu.

Sebuah proyek mall yang baru akan didirikan didepan rumahku. Kamu salah satu pemborong di proyek itu.
Perusahaan tempatmu bekerja kali ini mengirimmu kekota ini. Disebuah warung kecil tempatku dan kedua orang tuaku tinggal. Tepat didepan proyekmu Mz... tempat awal kita jumpa.





Bersambung..............


By: Eva

Kamis, 24 Maret 2011

Sayang,....

Terkadang kita harus terpaksa mengalah pada prinsip yang tidak akan pernah bisa kita mengerti hanya karna "Sayang". Begitu besarkah rasa "Sayang" mengerogoti jiwa jiwa.. hingga duka merasuk jauh ketitik nadir....  Begitu dalamkah "Sayang" terhujam dalam jiwa jiwa .... hingga sungai air mata membentuk di sisi waktu...  Lalu.. apakah 'Sayang" mampu meluluhkan kerasnya karang terjal yang berdiri kokoh dalam lautan hatimu... ??

Ah... andaikan kau tau perihnya harap... apakah engkau mampu hapuskan perihnya perih dengan pripsipmu itu..? Mengapa begitu dalam kau tancapkan jejak pada belahan bumi itu... Tiadakah arti jiwa jiwa disudut belahan bumi ini yang menantimu dalam diamnya pilu... Mengapa begitu angkuh kau kibarkan bendera mimpimu...??  hingga tak kau lihat keringnya jiwa jiwa di bekas sudut bumi mu....

Aghhh..... Aku muak seribu muak dengan "Sayang" ku...... "Sayang" itu telah runtuhkanku tak berdaya...
"Sayang" jadikan fikirku kacau.... "Sayang" hadirkan sejuta bayang gelap ketakutan... Mengapa....??? mengapa tak kau rampas dan hempas "Sayang"ku ke dasar samudra... hinga lelap tidurku dalam damai....
Hingga tak kurasa perihnya takut hancurnya harap... Akh... Sayangku justru semakin tumbuh subur bersama kepasrahan yang kusandarkan pada cinta sang Khalik.

Ah.... Andainya kau dengar coloteh bocah lugu disampingku... mampukah kau jawab tanyanya?
Rindunya pada jumpa dan pelukmu, lontarkan tanya "Bilakah engkau kembali???" Besarnya harap membuat jemarinya menari di atas keypad.. kirimkan pesan singkat lemparkan tanya... Namun kembali celotehnya menggores perihku... "Mengapa pesan tiada terjawab?"....

Andaikan kau lihat air mata wanita itu mengalir dalam khusuk sujudnya... mampukah engkau menahan sesaknya perih melihat harap juga besarnya rindu dalam rintihan doanya?  mampukah kau dekap erat harapan wanita dan bocah lugu yang selalu senandungkan kidung bait doa pada sang khalik di setiap hentakan sholatnya?      

Bila kau lihat wajah tirus yang mulai menua...  tubuh yang mulai ringkih di gerogoti usia.... sorot mata yang mulai redup namun berusaha untuk terlihat tegar bercahaya.. coba tutupi rindu dan besarnya harap disebalik kerasnya kata.... mampukah kau ulurkan harap jiwanya  ? mampukah kau peluk hangat harapnya???...

Akh.... Aku lelah berucap.... aku lelah berkata.... aku lelah menatap....
Mungkin harapku tiadalah berharga... mungkin harapku terlalu menyiksa...
Namun harapku sama dengan mereka... Harapku mereka bahagia... harapku engkaupun bahagia...
Harapku kusandarkan padNya... Pada sang pencinta dan maha penjaga... Harapku yang terbaik "Sayang"
Harapku lirih di keheningan doa....

By. Eva

http://gadisjambi.blogspot.com

Selasa, 22 Maret 2011

Lapar.....................

Kulirik jam di sudut kanan layar monitorku..
Waktu menunjukkan pukul 15:21...
Huffff... sudah sore.....
Ku pegangi perutku yang meronta sejak tadi...
Aku memang belum makan nasi sedari pagi.... namun jam 1 tadi aku makan Sate.
Tapi perutku sekarang lapar lagi....
Add caption

Kulirik kembali jam diding yang tergantung di ruang kantorku...
Waktu masih belum berubah jauh.....
Ugh.... Lama sekali pukul 5 sore....
Ku acak acak isi laji meja kerjaku... berharap ku temukan sebungkus roti atau apapun untuk sekedar mengganjal perut..... Ugh... tidak kutemukan sepotong makanan pun disana...
Hanya tumpukan kertas kertas...
Akhirnya kututup kembali laci mejaku....
Kusandarkan kepalaku diatas meja berbantal lenganku...
Ughhhhhh... perutku perutku Lapar........

Senin, 21 Maret 2011

Panggilan Tak terjawab........

Jalanan masih becek.... ya, hujan baru saja berhenti.
Titik titik hujan di pucuk dedaunan juga belum mengering.....
Ugh.... tapi ruang kerjaku terasa panas.... lagi mati lampu, jadi AC nggak bisa hidup.
Ditambah suasana hatiku yang juga lagi galau....
Hemmm... jadi semakin terasa panas.... Dengan malas kurapikan meja kerjaku.
Kulangkahkan kaki keluar dari kantorku...


Heghhhhhmmmm.... kuhempaskan nafas berat....
Sejak sore kemarin gelisah hatiku belum juga hilang....
Entah sudah berapa kali ku panggil no yang tertera di ponselku...
Tidak satupun panggilanku terjawab.....
Hatiku semakin tidak tenang..... Ada apa dengannya?? sedang apa dia? Kemana dia? kenapa panggilanku tidak dijawab? Tidakkah dia mendengar dering hendphonnya?

Kupandangi layar hendphone di tanganku.. Kubaca lagi nama yg tertera disana.
"Adikku"... kucoba sekali lagi menekan tombol panggil.. Lama kutunggu, akhirnya terdengar juga suara anak lelaki disana. ..." Hallo Teh"  uhk akhirnya panggilan handphoneku terjawab, namun kenapa bukan suara adikku yang terdengar????? Batinku... ku jawab sapa dalam telphon.. " Halo... Ran nya mana Dek...?" Tanyaku.
"Ran nya lagi keluar Teh... kerumah temanya. hp nya sama Saya"
"Oh... ya udah atuh... Teteh titip pesan ya... kalau Ran sudah pulang, suruh telp teteh"
" Iya Teh, tar Saya sampein "
" Terimakasih... Assalamualaikum"

Kututup telp... kuhempaskan nafas berat... Ku kecewa karna tak bisa bicara dengan adikku.
Tapi ya sudahlah.... kuhempaskan tubuhku di kasur tipis... ku penjam mataku... bibirku bergetar merangkai sebait doa.. " Ya Allah.... jagalah adik hamba. lindungi dan tutunlah ia selalu ya Allah, jadikanlah ia anak yang sholeh. Dekaplah ia selalu dalam cinta dan hidayahmu. Aminnnn.... "

Minggu, 20 Maret 2011

Pulanglah Adikku......................

Gerimis masih turun..... sore yang beranjak malam semakin dingin.
Aku masih terduduk di depan komputer disebuah warnet. Jari jemariku masih aktif menari nari di atas mouse.
Uffff....... kulihat statusnya difacebook.... seketika hatiku galau setelah membacanya...
tak terasa airmataku hampir saja mengalir.... untung masih bisa kutahan ( Kalau nggak malu dunk.... warnet pan rame :) ).

" Pengen nangis....... kangen pulang, tapi masih belum ngerasa pantes buat kembali, maafin R......"
Status adikku disana.... dia sedang menuntun ilmu di kota bandung.
Ya adikku....sudah dua tahun ini dia tidak pulang.... sungguh aku sangat merindukannya plus sangat khawatir padanya. Ingin kukatakan bahwa ku sangat sedih tiap kali mengingatnya. Dan ku ingin dia pulang dan kuliah di sini saja. Dekat dengan keluarga dan orang tua. Namun ku takut itu akan mematahkan harapannya. Namun ku juga takut harapanku padanya akan patah jika ia tetap disana.

Oh ya.... dia itu adik lelakiku, satu satunya dalam keluargaku. Jadi wajarkan jika ku sangat khawatir padanya.
Sudah hampir empat tahun ia menuntut ilmu di kota Bandung... Jujur dia bukanlah anak yg pintar.
Ia kami kirim kebandung untuk menuntut ilmu agama disalah satu pesantren dikota tersebut. Sebagai kakak dan orang tua, tentu kami berharap ia akan menjadi anak yang sholeh. Tapi kami hanya bisa berencana... Allah jualah yang menentukan. Eeeeee......ndelalah anaknya nggak betah di pesantren.... Sering kabur dari asrama, dan puncaknya dia tidak naik kelas... Kebayang nggak sih hancur nya hatiku ketika mengetahui hal ini.... ??
Dan yang parahnya,dia selama ini berbohong menutupi kenakalannya. Aku mengetahuinya justu dari pamankua yang kebetulan berkunjung ke pesantrennya. wealah....nelongso tenan atiku....( Bari nangis T_T).

Sekarang adikku nggak lagi di pesantren. Dia pindah sekolah di sebuah aliyah dikota yang sama.
Dia nggak pulang kekotaku... dengan berat hati kupenuhi permintaannya asalkan dia tetap sekolah.
Memang dasar anaknya dablek, tetep aja nggak berubah. Disekolah dia suka tidur di jam pelajaran, nilai sekolahnya jelek. Terpaksa ku hubungi semua guru sekolahnya,dan kuminta tolong agar mereka mengontrol adikku dengan ketat. Dan pada adikku, kukatakan betapa sedih dan hancurnya hatiku atas kelakuannya dengan berurai air mata.. . Ku mohon sangat padanya agar ia merubah sikapnya. Rajin sekolah, belajar dan solat.

Sekarang dia sudah kelas tiga. Sebentar lagi menghadapai UAN. Alhamdulillah sekarang dia sudah mulai berubah.. sekolah sudah rajin. Tapi masih nggak mau disuruh pulang.
Dan kesukaannya pada musik yang beraliran mental,duh Tuhan..... benar benar membuat hatiku takut...
Aku hanya bisa berdoa... semoga Allah menjaganya, selalu menuntunya dan menjadikannya manusia yang sholeh, yang baik dimata Allah dan Rosulnya.

Dek... pulang lah... Lihatlah ibumu disini yang selalu menangis disetiap sujud malamnya karna rindunya padamu. Pulanglah... dengarkan celoteh adikmu yang selalu bertanya.. "berapa lama lagi abang pulang yu"... T_T... juga karna rindunya pada sang abang yang telah lama tak dipeluknya ???? Pulanglah..... Kakakmu tidak mampu menahan air mata rindu dan ketakutan karna khawatirnya pada dirimu...... Pulanglah adikku.... kami semua menunggu dalam derainya airmata rindu....